Penemu Benua Amerika Bukan Columbus tapi Laksamana Ceng Ho atau Zheng He?

Laksamana Cheng Ho,Penemu Benua Amerika Yang Pertama...

Sekitar 70 tahun sebelum Columbus menancapkan benderanya di daratanAmerika, Laksamana Zheng He sudah lebih dulu datang ke sana. Parapeserta seminar yang diselenggarakan oleh Royal Geographical Society diLondon beberapa waktu lalu dibuat terperangah. Adalah seorang ahlikapal selam dan sejarawan bernama Gavin Menzies dengan paparannya danlantas mendapat perhatian besar.

http://polyfet.com/vccahs/zheng/zhepang.jpg
Tampil penuh percaya diri, Menzies menjelaskan teorinya tentangpelayaran terkenal dari pelaut mahsyur asal Cina, Laksamana Zheng He(kita mengenalnya dengan Ceng Ho-red). Bersama bukti-bukti yangditemukan dari catatan sejarah, dia lantas berkesimpulan bahwa pelautserta navigator ulung dari masa dinasti Ming itu adalah penemu awalbenua Amerika, dan bukannya Columbus.

Bahkan menurutnya, Zheng He 'mengalahkan' Columbus dengan rentang waktusekitar 70 tahun. Apa yang dikemukakan Menzies tentu membuat kehebohanlantaran masyarakat dunia selama ini mengetahui bahwa Columbus-lah sipenemu benua Amerika pada sekitar abad ke-15. Pernyataan Menzies inidikuatkan dengan sejumlah bukti sejarah. Adalah sebuah peta buatan masasebelum Columbus memulai ekspedisinya lengkap dengan gambar benuaAmerika serta sebuah peta astronomi milik Zheng He yang dosodorkannyasebagai barang bukti itu. Menzies menjadi sangat yakin setelah menelitiakurasi benda-benda bersejarah itu.
http://ideashak.typepad.com/photos/uncategorized/zheng_he.jpg

FOTO KAPAL Laksa,mana Cheng Ho yang SUPER BESAR KLIK DISINI

Kapal Laksamana Cheng Ho

''Laksana inilah yang semestinya dianugerahi gelar sebagai penemupertama benua Amerika,'' ujarnya. Menzies melakukan kajian selama lebihdari 14 tahun. Ini termasuk penelitian peta-peta kuno, bukti artefakdan juga pengembangan dari teknologi astronomi modern seperti melaluiprogram software Starry Night.

Dari bukti-bukti kunci yang bisa mengubah alur sejarah ini, Menziesmengatakan bahwa sebagian besar peta maupun tulisan navigasi Cina kunobersumber pada masa pelayaran Laksamana Zheng He. Penjelajahannyahingga mencapai benua Amerika mengambil waktu antara tahun 1421 dan1423. Sebelumnya armada kapal Zheng He berlayar menyusuri jalur selatanmelewati Afrika dan sampai ke Amerika Selatan.

Uraian astronomi pelayaran Zheng He kira-kira menyebut, pada larutmalam saat terlihat bintang selatan sekitar tanggal 18 Maret 1421,lokasi berada di ujung selatan Amerika Selatan. Hal tersebut kemudiandirekonstruksi ulang menggunakan software Starry Night denganmembandingkan peta pelayaran Zheng He.

"Saya memprogram Starry Night hingga masa di tahun 1421 serta bagiandunia yang diperkirakan pernah dilayari ekspedisi tersebut," ungkapMenzies yang juga ahli navigasi dan mantan komandan kapal selamangkatan laut Inggris ini. Dari sini, dia akhirnya menemukan dua lokasiberbeda dari pelayaran ini berkat catatan astronomi (bintang) ekspedisiZheng He.

Lantas terjadi pergerakan pada bintang-bintang ini, sesuai perputaranserta orientasi bumi di angkasa. Akibat perputaran bumi yang kurangsempurna membuat sumbu bumi seolah mengukir lingkaran di angkasa setiap26 ribu tahun. Fenomena ini, yang disebut presisi, berarti tiap titikkutub membidik bintang berbeda selama waktu berjalan. Menziesmenggunakan software untuk merekonstruksi posisi bintang-bintangseperti pada masa tahun 1421.

"Kita sudah memiliki peta bintang Cina kuno namun masih membutuhkanpenanggalan petanya," kata Menzies. Saat sedang bingung memikirkanmasalah ini, tiba-tiba ditemukanlah pemecahannya. "Dengan kemujuranluar biasa, salah satu dari tujuan yang mereka lalui, yakni antaraSumatra dan Dondra Head, Srilanka, mengarah ke barat."

Bagian dari pelayaran tersebut rupanya sangat dekat dengan gariskatulistiwa di Samudera Hindia. Adapun Polaris, sang bintang utara, danbintang selatan Canopus, yang dekat dengan lintang kutub selatan,tercantum dalam peta. "Dari situ, kita berhasil menentukan arah danletak Polaris. Sehingga selanjutnya kita bisa memastikan masa dari petaitu yakni tahun 1421, plus dan minus 30 tahun."

Atas temuan tersebut, Phillip Sadler, pakar navigasi dariHarvard-Smithsonian Center for Astrophysics, mengatakan perkiraandengan menggunakan peta kuno berdasarkan posisi bintang amatlahdimungkinkan. Dia juga sepakat bahwa estimasi waktu 30 tahun, sepertidalam pandangan Menzies, juga masuk akal.

Sang penjelajah ulung

http://web000.greece.k12.ny.us/SocialStudiesResources/Social_Studies_Resources/GHG_Documents/Voyages%20of%20Zheng%20He%20Map%2006.04.jpg

Selama ini, masyarakat dunia mengetahui kiprah Zheng He sebagaipenjelajah ulung. Dia terlahir di Kunyang, kota yang berada di sebelahbarat daya Propinsi Yunan, pada tahun 1371. Keluarganya yang bernamaMa, adalah bagian dari warga minoritas Semur. Mereka berasal darikawasan Asia Tengah serta menganut agama Islam. Ayah dan kakek Zheng Hediketahui pernah mengadakan perjalanan haji ke Tanah Suci Makkah.Sementara Zheng He sendiri tumbuh besar dengan banyak mengadakanperjalanan ke sejumlah wilayah. Ia adalah Muslim yang taat.

http://www.cultural-china.com/chinaWH/images/exbig_images/7ab852110f39dae65573af7c14bb62d1.jpg
Yunan adalah salah satu wilayah terakhir pertahanan bangsa Mongol, yangsudah ada jauh sebelum masa dinasti Ming. Pada saat pasukan Mingmenguasai Yunan tahun 1382, Zheng He turut ditawan dan dibawa keNanjing. Ketika itu dia masih berusia 11 tahun. Zheng He pun dijadikansebagai pelayan putra mahkota yang nantinya menjadi kaisar bernama YongLe. Nah kaisar inilah yang memberi nama Zheng He hingga akhirnya diamenjadi salah satu panglima laut paling termashyur di dunia.
http://us.altermedia.info/images/mapZhengHe_01.jpg
http://biotis.co.id/felix/wp-content/uploads/2009/07/untitled4psd2ym.jpg

Laksamana Ceng Ho

Cheng Ho adalah seorang kasim Muslim yang menjadi orang kepercayaan Kaisar Yongle dari Tiongkok (berkuasa tahun 1403-1424), kaisar ketiga dari Dinasti Ming. Nama aslinya adalah Ma He, juga dikenal dengan sebutan Ma Sanbao (馬 三保), berasal dari provinsi Yunnan. Ketika pasukan Ming menaklukkan Yunnan, Cheng Hoditangkap dan kemudian dijadikan orang kasim. Ia adalah seorang bersukuHui, suku bangsa yang secara fisik mirip dengan suku Han, namunberagama Islam.

Cheng Ho berlayar ke Malaka pada abad ke-15.

Pada tahun 1424, kaisar Yongle wafat. Penggantinya, Kaisar Hongxi (berkuasa tahun 1424-1425, memutuskan untuk mengurangi pengaruh kasim di lingkungan kerajaan. Cheng Ho melakukan satu ekspedisi lagi pada masa kekuasaan Kaisar Xuande (berkuasa 1426-1435).

Cheng Ho mengunjungi kepulauan di Indonesia selama tujuh kali. Ketika ke Samudera Pasai, ia memberi lonceng raksasa "Cakra Donya" kepada Sultan Aceh, yang kini tersimpan di museum Banda Aceh.

Tahun 1415, Cheng Ho berlabuh di Muara Jati (Cirebon), dan menghadiahi beberapa cindera mata khas Tiongkokkepada Sultan Cirebon. Salah satu peninggalannya, sebuah piring yangbertuliskan ayat Kursi masih tersimpan di Keraton Kasepuhan Cirebon.

Pernah dalam perjalanannya melalui Laut Jawa, Wang Jinghong (orang kedua dalam armada Cheng Ho) sakit keras. Wang akhirnya turun di pantai Simongan, Semarang, dan menetap di sana. Salah satu bukti peninggalannya antara lain Kelenteng Sam Po Kong (Gedung Batu) serta patung yang disebut Mbah Ledakar Juragan Dampo Awang Sam Po Kong.

Cheng Ho juga sempat berkunjung ke Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan raja Wikramawardhana.

Cheng Ho, adalah seorang pelaut dan penjelajah Tiongkok terkenal yang melakukan beberapa penjelajahan antara tahun 1405 hingga 1433.

Biografi

ChengHo adalah seorang kasim Muslim yang menjadi orang kepercayaan KaisarYongle dari Tiongkok (berkuasa tahun 1403-1424), kaisar ketiga dariDinasti Ming. Nama aslinya adalah Ma He, juga dikenal dengan sebutan MaSanbao, berasal dari provinsi Yunnan. Ketika pasukan Ming menaklukkanYunnan, Cheng Ho ditangkap dan kemudian dijadikan orang kasim. Iaadalah seorang bersuku Hui, suku bangsa yang secara fisik mirip dengansuku Han, namun beragama Islam.

ChengHo berlayar ke Malaka pada abad ke-15. Saat itu, seorang putriTiongkok, Hang Li Po (atau Hang Liu), dikirim oleh kaisar Tiongkokuntuk menikahi Raja Malaka (Sultan Mansur Shah).

Padatahun 1424, kaisar Yongle wafat. Penggantinya, Kaisar Hongxi (berkuasatahun 1424-1425, memutuskan untuk mengurangi pengaruh kasim dilingkungan kerajaan. Cheng Ho melakukan satu ekspedisi lagi pada masakekuasaan Kaisar Xuande (berkuasa 1426-1435).

Penjelajahan

Cheng Ho melakukan ekspedisi ke berbagai daerah di Asia dan Afrika, antara lain:

VietnamTaiwanMalaka / bagian dari Malaysia

Sumatra / bagian dari Indonesia

Jawa / bagian dari Indonesia

Sri LankaIndia bagian Selatan

PersiaTeluk PersiaArabLaut Merah, ke utara hingga Mesir

Afrika, ke selatan hingga Selat Mozambik

Karenaberagama Islam, para temannya mengetahui bahwa Cheng Ho sangat inginmelakukan Haji ke Mekkah seperti yang telah dilakukan oleh almarhumayahnya, tetapi para arkeolog dan para ahli sejarah belum mempunyaibukti kuat mengenai hal ini. Cheng Ho melakukan ekspedisi palingsedikit tujuh kali dengan menggunakan kapal armadanya.

Armada

Armadaini terdiri dari 27.000 anak buah kapal dan 307 (armada) kapal laut.Terdiri dari kapal besar dan kecil, dari kapal bertiang layar tigahingga bertiang layar sembilan buah. Kapal terbesar mempunyai panjangsekitar 400 feet atau 120 meter dan lebar 160 feet atau 50 meter.Rangka layar kapal terdiri dari bambu Tiongkok. Selama berlayar merekamembawa perbekalan yang beragam termasuk binatang seperti sapi, ayamdan kambing yang kemudian dapat disembelih untuk para anak buah kapalselama di perjalanan. Selain itu, juga membawa begitu banyak bambuTiongkok sebagai suku cadang rangka tiang kapal berikut juga tidakketinggalan membawa kain Sutera untuk dijual.

Kepulangan

Lukisan Jerapah yang dibawa oleh Cheng Ho setelah ke kembali dari Afrika Timur

Dalamekspedisi ini, Cheng Ho membawa balik berbagai penghargaan dan utusanlebih dari 30 kerajaan - termasuk Raja Alagonakkara dari Sri Lanka,yang datang ke Tiongkok untuk meminta maaf kepada kaisar Tiongkok. Padasaat pulang Cheng Ho membawa banyak barang-barang berharga diantaranyakulit dan getah pohon Kemenyan, batu permata (ruby, emerald danlain-lain) bahkan beberapa orang Afrika, India dan Arab sebagai buktiperjalanannya. Selain itu juga membawa pulang beberapa binatang asliAfrika termasuk sepasang jerapah sebagai hadiah dari salah satu RajaAfrika, tetapi sayangnya satu jerapah mati dalam perjalanan pulang.

Rekor

MajalahLife menempatkan Cheng Ho sebagai nomor 14 orang terpenting dalammilenium terakhir. Perjalanan Cheng Ho ini menghasilkan Peta NavigasiCheng Ho yang mampu mengubah peta navigasi dunia sampai abad ke-15.Dalam buku ini terdapat 24 peta navigasi mengenai arah pelayaran, jarakdi lautan, dan berbagai pelabuhan.

ChengHo adalah penjelajah dengan armada kapal terbanyak sepanjang sejarahdunia yang pernah tercatat. Juga memiliki kapal kayu terbesar danterbanyak sepanjang masa hingga saat ini. Selain itu beliau adalahpemimpin yang arif dan bijaksana, mengingat dengan armada yang begitubanyaknya beliau dan para anak buahnya tidak pernah menjajah negaraatau wilayah dimanapun tempat para armadanya merapat.

Semasadi India termasuk ke Kalkuta, para anak buah juga membawa seni beladirilokal yang bernama Kallary Payatt yang mana setelah dikembangkan dinegeri Tiongkok menjadi seni beladiri Kungfu.

Cheng Ho dan Indonesia

ChengHo mengunjungi kepulauan di Indonesia selama tujuh kali. Ketika keSamudera Pasai, ia memberi lonceng raksasa "Cakra Donya" kepada SultanAceh, yang kini tersimpan di museum Banda Aceh.

Tahun1415, Cheng Ho berlabuh di Muara Jati (Cirebon), dan menghadiahibeberapa cindera mata khas Tiongkok kepada Sultan Cirebon. Salah satupeninggalannya, sebuah piring yang bertuliskan ayat Kursi masihtersimpan di Keraton Kasepuhan Cirebon.

Pernahdalam perjalanannya melalui Laut Jawa, Wang Jinghong (orang kedua dalamarmada Cheng Ho) sakit keras. Wang akhirnya turun di pantai Simongan,Semarang, dan menetap di sana. Salah satu bukti peninggalannya antaralain Kelenteng Sam Po Kong (Gedung Batu) serta patung yang disebut MbahLedakar Juragan Dampo Awang Sam Po Kong.

Cheng Ho juga sempat berkunjung ke Kerajaan Majapahit pada masa pemerintahan raja Wikramawardhana.

Perbandingan antara kapal jung Cheng Ho ("kapal harta") (1405) dengan kapal "Santa Maria" Colombus (1492/93).