Umur Aisyah pada saat pernikahannya bukan 7 tahun?
Beberapa hadist (tradisi Nabi) yang menceritakan mengenai umur Aisyahpada saat pernikahannya dengan Nabi, hadist-hadist tersebut sangatbermasalah. Saya akan menyajikan beberapa bukti melawan khayalan yangdiceritakan Hisham ibnu `Urwah dan untuk membersihkan nama Nabi darisebutan seorang tua yang tidak bertanggung jawab yang menikahi gadispolos berumur 7 tahun.
Bukti #1: Pengujian Terhadap Sumber
Sebagian besar riwayat yang menceritakan hal ini yang tercetak dihadist yang semuanya diriwayatkan hanya oleh Hisham ibn `Urwah, yangmencatat atas otoritas dari bapaknya, yang mana seharusnya minimal 2atau 3 orang harus mencatat hadist serupa juga. Adalah aneh bahwa takada seorangpun yang di Medinah, dimana Hisham ibn `Urwah tinggal,sampai usia 71 tahun baru menceritakan hal ini, disamping kenyataanadanya banyak murid-murid di Medinah termasuk yang kesohor Malik ibnAnas, tidak menceritakan hal ini.
Asal dari riwayat ini adalah dari orang-orang Iraq, di mana Hisham tinggal disana dan pindah dari Medinah ke Iraq pada usia tua.
Tehzibu'l-Tehzib, salah satu buku yang cukup terkenal yang berisicatatan para periwayat hadist, menurut Yaqub ibn Shaibah mencatat : "Hisham sangatbisa dipercaya, riwayatnya dapat diterima, kecuali apa-apayang dia ceritakan setelah pindah ke Iraq " (Tehzi'bu'l-tehzi'b, IbnHajar Al-`asqala'ni, Dar Ihya al-turath al-Islami, 15th century. Vol11, p.50).
Dalam pernyataan lebih lanjut bahwa Malik ibn Anas menolak riwayatHisham yang dicatat dari orang-orang Iraq: " Saya pernah diberi tahubahwa Malik menolak riwayat Hisham yang dicatat dari orang-orang Iraq"(Tehzi'b u'l-tehzi'b, IbnHajar Al- `asqala'ni, Dar Ihya al-turathal-Islami, Vol.11, p. 50).
Mizanu'l-ai`tidal, buku lain yang berisi uraian riwayat hidup padaperiwayat hadist Nabi saw mencatat: "Ketika masa tua, ingatan Hishammengalami kemunduran yang mencolok" (Mizanu'l-ai`tidal, Al-Zahbi,Al-Maktabatu'l-athriyyah, Sheikhupura, Pakistan, Vol. 4, p. 301).
KESIMPULAN:
berdasarkan referensi ini, Ingatan Hisham sangatlah buruk dan
riwayatnya setelah pindah ke Iraq sangat tidak bisa dipercaya,sehingga riwayatnya mengenai umur pernikahan Aisyah adalah tidakkredibel.
KRONOLOGI: Adalah vital untuk mencatat dan mengingat tanggal penting dalam sejarah Islam:
Pra-610 M: Jahiliyah (pra-Islamic era) sebelum turun wahyu
610 M: turun wahyu pertama Abu Bakr menerima Islam
613 M: Nabi Muhammad mulai mengajar ke Masyarakat
615 M: Hijrah ke Abyssinia.
616 M: Umar bin al Khattab menerima Islam.
620 M: dikatakan Nabi meminang Aisyah
622 M: Hijrah ke Yathrib, kemudian dinamai Medina
623/624 M: dikatakan Nabi saw berumah tangga dengan Aisyah
Bukti #2: Meminang
Menurut Tabari (juga menurut Hisham ibn `Urwah, Ibn Hunbal and IbnSad), Aisyah dipinang pada usia 7 tahun dan mulai berumah tangga padausia 9 tahun.
Tetapi, di bagian lain, Al-Tabari mengatakan: "Semua anak Abu Bakr(4 orang) dilahirkan pada masa jahiliyahh dari 2 isterinya "(Tarikhu'l-umam wa'l-mamlu'k, Al-Tabari (died 922), Vol. 4,p. 50,Arabic, Dara'l-fikr, Beirut, 1979).
Jika Aisyah dipinang 620M (Aisyah umur 7 tahun) dan berumah tanggatahun 623/624 M (usia 9 tahun), ini mengindikasikan bahwa Aisyahdilahirkan pada 613 M. Sehingga berdasarkan tulisan Al- Tabari, Aisyahseharusnya dilahirkan pada 613M, Yaitu 3 tahun sesudah masa Jahiliyahhusai (610 M).
Tabari juga menyatakan bahwa Aisyah dilahirkan pada saatJahiliyah. Jika Aisyah dilahirkan pada era Jahiliyah, seharusnyaminimal Aisyah berumur 14 tahun ketika dinikah. Tetapi intinya Tabarimengalami kontradiksi dalam periwayatannya.
KESIMPULAN: Al-Tabari tak reliable mengenai umur Aisyah ketika menikah.
Bukti # 3: Umur Aisyah jika dihubungkan dengan umur Fatimah
Menurut Ibn Hajar, "Fatima dilahirkan ketika Ka`bah dibangunkembali, ketika Nabi saw berusia 35 tahun... Fatimah 5 tahun lebih tuadari Aisyah" (Al-isabah fi tamyizi'l-sahabah, Ibn Hajar al-Asqalani,Vol. 4, p. 377, Maktabatu'l-Riyadh al-haditha, al-Riyadh,1978).
Jika Statement Ibn Hajar adalah factual, berarti Aisyah dilahirkanketika Nabi berusia 40 tahun. Jika Aisyah dinikahi Nabi pada saat usiaNabi 52 tahun, maka usia Aisyah ketika menikah adalah 12 tahun.
KESIMPULAN: Ibn Hajar, Tabari, Ibn Hisham, dan Ibn Humbalkontradiksi satu sama lain. Tetapi tampak nyata bahwa riwayat Aisyahmenikah usia 7 tahun adalah mitos tak berdasar.
Bukti #4: Umur Aisyah dihitung dari umur Asma'
Menurut Abda'l-Rahman ibn abi zanna'd: "Asma lebih tua 10 tahundibanding Aisyah (Siyar A`la'ma'l-nubala', Al-Zahabi, Vol. 2, p. 289,Arabic, Mu'assasatu'l-risalah, Beirut, 1992).
Menurut Ibn Kathir: "Asma lebih tua 10 tahun dari adiknya [Aisyah]"
(Al-Bidayah wa'l-nihayah, Ibn Kathir, Vol. 8, p. 371,Dar al-fikr al-`arabi, Al-jizah, 1933).
Menurut Ibn Kathir: "Asma melihat pembunuhan anaknya pada tahun 73H, dan 5 hari kemudian Asma meninggal. Menurut iwayat lainya, diameninggal 10 atau 20 hari kemudian, atau beberapa hari lebih dari 20hari, atau 100 hari kemudian. Riwayat yang paling kuat adalah 100 harikemudian. Pada waktu Asma Meninggal, dia berusia 100 tahun" (Al-Bidayahwa'l-nihayah, Ibn Kathir, Vol. 8, p. 372, Dar al-fikr al-`arabi, Al-jizah, 1933)
Menurut Ibn Hajar Al-Asqalani: "Asma hidup sampai 100 tahun danmeninggal pada 73 or 74 H." (Taqribu'l-tehzib, Ibn Hajar Al-Asqalani,p.654, Arabic, Bab fi'l-nisa', al-harfu'l-alif, Lucknow).
Menurut sebagaian besar ahli sejarah, Asma, Saudara tertua dariAisyah berselisih usia 10 tahun. Jika Asma wafat pada usia 100 tahundia tahun 73 H, Asma seharusnya berusia 27 atau 28 tahun ketika hijrah622M).
Jika Asma berusia 27 atau 28 tahun ketika hijrah (ketika Aisyahberumah tangga), Aisyah seharusnya berusia 17 atau 18 tahun. Jadi,Aisyah, berusia 17 atau 18 tahun ketika hijrah pada taun dimana Aisyahberumah tangga.
Berdasarkan Hajar, Ibn Katir, and Abda'l-Rahman ibn abi zanna'd,usia Aisyah ketika beliau berumah tangga dengan Rasulullah adalah 19atau 20 tahun.
Dalam bukti # 3, Ibn Hajar memperkirakan usia Aisyah 12 tahun dandalam bukti #4 Ibn Hajar mengkontradiksi dirinya sendiri denganpernyataannya usia Aisyah 17 atau 18 tahun. Jadi mana usia yang benar ?12 atau 18..?
KESIMPULAN: Ibn Hajar tidak valid dalam periwayatan usia Aisyah.
Bukti #5: Perang BADAR dan UHUD
Sebuah riwayat mengenai partisipasi Aisyah dalam perang Badrdijabarkan dalam hadist Muslim, (Kitabu'l-jihad wa'l-siyar, Babkarahiyati'l-isti`anah fi'l-ghazwi bikafir). Aisyah, ketikamenceritakan salah satu moment penting dalam perjalanan selama perangBadar, mengatakan: "ketika kita mencapai Shajarah". Dari pernyataan initampak jelas, Aisyah merupakan anggota perjalanan menuju Badar.
Sebuah riwayat mengenai pastisipasi Aisyah dalam Uhud tercatatdalam Bukhari (Kitabu'l-jihad wa'l-siyar, Bab Ghazwi'l-nisa' waqitalihinnama`a'lrijal): "Anas mencatat bahwa pada hari Uhud,Orang-orang tidak dapat berdiri dekat Rasulullah. [pada hari itu,] Sayamelihat Aisyah dan Umm-i-Sulaim dari jauh, Mereka menyingsingkansedikit pakaian-nya [untuk mencegah halangan gerak dalam perjalanantsb]."
Lagi-lagi, hal ini menunjukkan bahwa Aisyah ikut berada dalam perang Uhud dan Badr.
Diriwayatkan oleh Bukhari (Kitabu'l-maghazi, Bab Ghazwati'l-khandaqwa hiya'l-ahza'b): "Ibn `Umar menyatakan bahwa Rasulullah tidakmengijinkan dirinya berpastisispasi dalam Uhud, pada ketika itu, IbnuUmar berusia 14 tahun. Tetapi ketika perang Khandaq, ketika berusia 15tahun, Nabi mengijinkan Ibnu Umar ikut dalam perang tsb."
Berdasarkan riwayat diatas, (a) anak-anak berusia dibawah 15 tahunakan dipulangkan dan tidak diperbolehkan ikut dalam perang, dan (b)Aisyahikut dalam perang badar dan Uhud
KESIMPULAN: Aisyah ikut dalam perang Badar dan Uhud jelasmengindikasikan bahwa beliau tidak berusia 9 tahun ketika itu, tetapiminimal berusia 15 tahun. Disamping itu, wanita-wanita yang ikutmenemani para pria dalam perang sudah seharusnya berfungsi untukmembantu, bukan untuk menambah beban bagi mereka. Ini merupakan buktilain dari kontradiksi usia pernikahan Aisyah.
BUKTI #6: Surat al-Qamar (Bulan)
Menurut beberapa riwayat, Aisyah dilahirkan pada tahun ke delapansebelum hijriyah. Tetapi menurut sumber lain dalam Bukhari, Aisyahtercatat mengatakan hal ini: "Saya seorang gadis muda(jariyah dalambahasa arab)" ketika Surah Al-Qamar diturunkan(Sahih Bukhari,Kitabu'l-tafsir, Bab Qaulihi Bal al-sa`atu Maw`iduhum wa'l-sa`atu adha'wa amarr).
Surat 54 dari Quran diturunkan pada tahun ke delapan sebelumhijriyah(The Bounteous Koran, M.M. Khatib, 1985), menunjukkan bahwasurat tsb diturunkan pada tahun 614 M. jika Aisyah memulaiberumahtangga dengan Rasulullah pada usia 9 di tahun 623 M or 624 M,Aisyah masih bayi yang baru lahir (sibyah in Arabic) pada saat SurahAl-Qamar diturunkan. Menurut riwayat diatas, secara aktual tampak bahwaAisyah adalah gadis muda, bukan bayi yang baru lahir
ketika pewahyuan Al-Qamar. Jariyah berarti gadis muda yang masih suka bermain (Lane's Arabic English Lexicon).
Jadi, Aisyah, telah menjadi jariyah bukan sibyah (bayi), jadi telahberusia 6-13 tahun pada saat turunnya surah Al-Qamar, dan oleh karenaitu sudah pasti berusia 14-21 tahun ketika dinikah Nabi.
KESIMPULAN: Riwayat ini juga mengkontra riwayat pernikahan Aisyah yang berusia 9 tahun.
Bukti #7: Terminologi bahasa Arab
Menurut riwayat dari Ahmad ibn Hanbal, sesudah meninggalnya isteripertama Rasulullah, Khadijah, Khaulah datang kepada Nabi dan menasehatiNabi untuk menikah lagi, Nabi bertanya kepadanya tentang pilihan yangada di pikiran Khaulah. Khaulah berkata: "Anda dapat menikahi seoranggadis (bikr) atau seorang wanita yang pernah menikah (thayyib)". KetikaNabi bertanya tentang identitas gadis tersebut (bikr), Khaulahmenyebutkan nama Aisyah.
Bagi orang yang paham bahasa Arab akan segera melihat bahwa katabikr dalam bahasa Arab tidak digunakan untuk gadis belia berusia 9tahun.
Kata yang tepat untuk gadis belia yang masih suka bermain-mainadalah, seperti dinyatakan dimuka, adalah jariyah. Bikr disisi lain,digunakan untuk seorang wanita yang belum menikah serta belum punyapertautan pengalaman dengan pernikahan, sebagaimana kita pahami dalambahasa Inggris "virgin". Oleh karena itu, tampak jelas bahwa gadisbelia 9 tahun bukanlah "wanita" (bikr) (Musnad Ahmad ibn Hanbal, Vol.6, p. .210,Arabic, Dar Ihya al-turath
al-`arabi, Beirut).
Kesimpulan: Arti literal dari kata, bikr (gadis), dalam hadistdiatas adalah "wanita dewasa yang belum punya pengalaman sexual dalampernikahan." Oleh karena itu, Aisyah adalah seorang wanita dewasa padawaktu menikahnya.
Bukti #8. Text Qur'an
Seluruh muslim setuju bahwa Quran adalah buku petunjuk. Jadi, kitaperlu mencari petunjuk dari Qur'an untuk membersihkan kabut kebingunganyang diciptakan oleh para periwayat pada periode klasik Islam mengenaiusia Aisyah dan pernikahannya. Apakah Quran mengijinkan atau melarangpernikahan dari gadis belia berusia 7 tahun?
Tak ada ayat yang secara eksplisit mengijinkan pernikahan sepertiitu. Ada sebuah ayat, yang bagaimanapun, yang menuntun muslim dalammendidik dan memperlakukan anak yatim. Petunjuk Qur'an mengenaiperlakuan anak Yatim juga valid diaplikasikan ada anak kita sendirisendiri.
Ayat tersebut mengatakan : Dan janganlah kamu serahkan kepadaorang-orang yang belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalamkekuasaanmu) yang dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. Berilahmereka belanja dan pakaian (dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepadamereka kata-kata yang baik. (Qs. 4:5) Dan
ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk kawin.
Kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandaimemelihara harta), maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. ??(Qs. 4:6)
Dalam hal seorang anak yang ditingal orang tuanya, Seorang muslim
diperintahkan untuk (a) memberi makan mereka, (b) memberi pakaian,(c) mendidik mereka, dan (d) menguji mereka thd kedewasaan "sampai usiamenikah" sebelum mempercayakan mereka dalam pengelolaan keuangan.
Disini, ayat Qur'an menyatakan tentang butuhnya bukti yang telititerhadap tingkat kedewasaan intelektual dan fisik melalui hasil testyang objektif sebelum memasuki usia nikah dan untuk mempercayakanpengelolaan harta-harta kepada mereka.
Dalam ayat yang sangat jelas diatas, tidak ada seorangpun darimuslim yang bertanggungjawab akan melakukan pengalihan pengelolaankeuangan pada seorang gadis belia berusia 7 tahun. Jika kita tidak bisamempercayai gadis belia berusia 7 tahun dalam pengelolaan keuangan,Gadis tersebut secara tidak memenuhi syarat secara intelektual maupunfisik untuk menikah. Ibn Hambal (Musnad Ahmad ibn Hambal, vol.6, p. 33and 99) menyatakan bahwa Aisyah yang berusia 9 tahun lebih tertarikuntuk bermain dengan mainannya daripada mengambil tugas sebagai isteri.
Oleh karena itu sangatlah sulit untuk mempercayai, bahwa AbuBakar,seorang tokoh muslim, akan menunangkan anaknya yang masih beliaberusia 7 taun dengan Nabi yang berusia 50 tahun.. Sama
sulitnya untuk membayangkan bahwa Nabi menikahi seorang gadis belia berusia 7 tahun.
Sebuah tugas penting lain dalam menjaga anak adalah mendidiknya.Marilah kita memunculkan sebuah pertanyaan,"berapa banyak di antarakita yang percaya bahwa kita dapat mendidik anak kita dengan hasilmemuaskan sebelum mereka mencapai usia 7 atau 9 tahun?" Jawabannyaadalah Nol besar.
Logika kita berkata, adalah tidak mungkin tugas mendidik anak kitadengan memuaskan sebelum mereka mencapai usia 7 tahun, lalu bagaimanamana mungkin kita percaya bahwa Aisyah telah dididik secara sempurnapada usia 7 tahun seperti diklaim sebagai usia pernikahannya?
Abu Bakr merupakan seorang yang jauh lebih bijaksana dari kitasemua, Jadi dia akan merasa dalam hatinya bahwa Aisyah masih seoranganak-anak yang belum secara sempurna sebagaimana dinyatakan Qur'an. AbuBakar tidak akan menikahkan Aisyah kepada seorangpun. Jika sebuahproposal pernikahan dari gadis belia dan belum terdidik secaramemuaskan datang kepada Nabi, Beliau
akan menolak dengan tegas karena itu menentang hukum-hukum Quran.
KESIMPULAN: Pernikahan Aisyah pada usia 7 tahun akan menentanghukum kedewasaan yang dinyatakan Quran. Oleh karena itu, Ceritapernikahan Aisyah gadis belia berusia 7 tahun adalah mitos semata.
Bukti #9: Ijin dalam pernikahan
Seorang wanita harus ditanya dan diminta persetujuan agarpernikahan yang dia lakukan menjadi syah (Mishakat al Masabiah,translation by James Robson, Vol. I, p. 665). Secara Islami,persetujuan yang kredible dari seorang wanita merupakan syarat dasarbagi kesyahan sebuah pernikahan.
Dengan mengembangkan kondisi logis ini, persetujuan yang diberikanoleh gadis belum dewasa berusia 7 tahun tidak dapat diautorisasisebagai validitas sebuah pernikahan.
Adalah tidak terbayangkan bahwa Abu Bakr, seorang laki-laki yangcerdas, akan berpikir dan mananggapi secara keras tentang persetujuanpernikahan gadis 7 tahun (anaknya sendiri) dengan seorang laki-lakiberusia 50 tahun.
Serupa dengan ini, Nabi tidak mungkin menerima persetujuan dariseorang gadis yang menurut hadith dari Muslim, masih suka bermain-maindengan bonekanya ketika berumah tangga dengan Rasulullah.
KESIMPULAN: Rasulullah tidak menikahi gadis berusia 7 tahun karenaakan tidak memenuhi syarat dasar sebuah pernikahan islami tentangklausa persetujuan dari pihak isteri. Oleh karena itu, hanya ada satukemungkinan Nabi menikahi Aisyah seorang wanita yang dewasa secaraintelektual maupun fisik.
Summary:
Tidak ada tradisi Arab untuk menikahkan anak perempuan ataulaki-laki yang berusia 9 tahun, Demikian juga tidak ada pernikahanRasulullah SAW dan Aisyah ketika berusia 9 tahun. Orang-orang arabtidak pernah keberatan dengan pernikahan seperti ini, karena ini takpernah terjadi sebagaimana isi beberapa riwayat.
Jelas nyata, riwayat pernikahan Aisyah pada usia 9 tahun olehHisham ibn `Urwah tidak bisa dianggap sebagai kebenaran, dankontradisksi dengan riwayat-riwayat lain. Lebih jauh, tidak ada alasanyang nyata untuk menerima riwayat Hisham ibn `Urwah sebagai kebenaranketika para pakar lain, termasuk Malik ibn Anas, melihat riwayat Hishamibn `Urwah selama di Iraq adalah tidak reliable.
Pernyataan dari Tabari, Bukhari dan Muslim menunjukkan merekakontradiksi satu sama lain mengenai usia menikah bagi Aisyah. Lebihjauh, beberapa pakar periwayat mengalami internal kontradiksi denganriwayat-riwayatnya sendiri. Jadi, riwayat usia Aisyah 9 tahun ketikamenikah adalah tidak reliable karena adanya kontradiksi yang nyata padacatatan klasik dari pakar sejarah Islam.
Oleh karena itu, tidak ada alasan absolut untuk menerima danmempercayai usia Aisyah 9 tahun ketika menikah sebagai sebuah kebenarandisebabkan cukup banyak latar belakang untuk menolak riwayat tsb danlebih layak disebut sebagai mitos semata. Lebih jauh, Qur'an menolakpernikahan gadis dan lelaki yang belum dewasa sebagaimana tidak layakmembebankan kepada mereka tanggung jawab-tanggung jawab.
Note: The Ancient Myth Exposed
By T.O. Shanavas , di Michigan.
© 2001 Minaret
from The Minaret Source: http://www.iiie.net/
Diterjemahkan oleh : Cahyo Prihartono
Diedit oleh : Armansyah
sumber: dari sini