Pancasila dan Minangkabau

Pancasila dan budaya Minangkabau memiliki keterkaitan yang erat, di mana nilai-nilai luhur Minangkabau tercermin dalam setiap sila Pancasila. Berikut penjelasan mendalam tentang bagaimana setiap sila Pancasila dihidupi oleh masyarakat Minangkabau.

Sila Pertama: Ketuhanan Yang Maha Esa

Minangkabau memainkan peran penting dalam penyebaran Islam di Indonesia. Banyak suku lain yang belum memiliki agama, tetapi Minangkabau membawa perubahan besar dengan memperkenalkan konsep Ketuhanan. Tokoh-tokoh dari Minangkabau menjadi penyebar Islam yang berpengaruh, bahkan hingga ke luar negeri, mencerminkan komitmen mereka terhadap sila pertama Pancasila.


Sila Kedua: Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

Di depan rumah gadang, terdapat rangkiang yang berisi beras atau padi. Padi ini dibagi untuk kebutuhan keluarga dan membantu fakir miskin, mencerminkan keadilan dan kepedulian sosial. Di rumah makan Minang, sistem yang digunakan bukanlah sistem anak buah, tetapi sistem bagi hasil, di mana seorang pencuci piring bisa menjadi pemilik rumah makan di masa depan. Ini menunjukkan penerapan keadilan dan kedermawanan dalam kehidupan sehari-hari.


Sila Ketiga: Persatuan Indonesia

Minangkabau memiliki semua syarat untuk mendirikan negara sendiri, dengan tokoh-tokoh hebat dalam berbagai bidang seperti diplomasi, ekonomi, agama, dan militer. Haji Agus Salim adalah diplomat ulung yang menguasai banyak bahasa asing, Bung Hatta adalah bapak koperasi, dan ulama besar dari Minangkabau bahkan menjadi imam di Masjidil Haram. Namun, mereka memilih untuk bergabung dengan NKRI demi persatuan Indonesia. Ini menunjukkan komitmen mereka terhadap persatuan nasional.


Sila Keempat: Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan

Masyarakat Minangkabau sangat menjunjung tinggi musyawarah dan mufakat. Filosofi "bulat air karena pembuluh, bulat kata karena mufakat" menunjukkan bahwa keputusan diambil melalui musyawarah bersama. Tiga pilar dalam pengambilan keputusan adalah ninik mamak, alim ulama, dan cadiak pandai, yang mencerminkan penerapan demokrasi dalam kehidupan mereka.


Sila Kelima: Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Masyarakat Minangkabau sangat menghargai keadilan sosial. Perempuan di Minangkabau memiliki peran penting dan tidak pernah didiskriminasi, karena mereka memiliki harta tinggi yang menjamin kesejahteraan. Filosofi "anak dipangku, kemenakan dibimbing" menggambarkan keadilan dalam keluarga dan masyarakat.

Minangkabau adalah contoh masyarakat yang sangat Pancasilais. Mereka diterima di seluruh Indonesia dan dunia, tanpa membentuk komunitas tertutup seperti "kampung Minang". Filosofi hidup mereka adalah "di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung," menunjukkan kemampuan beradaptasi dan berbaur dengan lingkungan.

Orang Minangkabau dikenal sebagai pribadi yang lembut dan baik hati, meskipun mereka adalah debater ulung. Sebagai contoh, meskipun Muhammad Yamin dan Buya Hamka pernah berdebat hebat, Yamin tetap mempercayakan Buya Hamka untuk membawa jenazahnya ke kampung halaman. Tiga bulan sebelum 17 Agustus, Muhammad Yamin sudah menyuarakan pemikiran yang menjadi embrio Pancasila, dan dari sembilan penyusun Pancasila, tiga di antaranya adalah orang Minangkabau. Ketika Presiden Sukarno wafat, Buya Hamka yang pernah disakiti olehnya tetap memimpin shalat jenazah, menunjukkan ketulusan dan hati lembut seorang Minangkabau.

***

draft:

Kaitan Pancasila dan Minangkabau

sila pertama Ketuhanan Yang maha esa

masih banyak orang suku-suku lain yang belum bertuhan, tapi minangkabau dia membuat orang tidak bertuhan jadi bertuhan. penyebar islam di indonesia sebagian besar dari minangkabau. bahkan sampai ke luar negri.

sila kedua kemanusiaan yang adil dan beradab

didepan rumah gadang ada ragkiang yang berisi beras/padi. ada padi untuk dimankan, ada untuk fakir miskin. rumah makan minang bukan sistem anak buah tapi sistem bagi hasil. jika sekarang dia cuci piring bisa jadi tahun depan dia punya rumah makan sendiri

sila ketiga persatuan indonesia

minangkabau sangat bisa mendirikan negara mereka semua punya syaratnya. masalah diplomasi tidak ada lawan diplomat haji agus salim, menguasai banyak bahasa asing. masalah ekonomi ada bapak koperasi bung hatta. soal agama jangan ditanya. sudah tingkat dunia. orang minang jadi imam masjidil haram. hamka satu-satunya honoris causa ayah dan anak dari alazhar di dunia. soal tentara, tentara minangkbaau tidak didik di indonesia, haji piobang, haji miskin, haji sumanik, tuanku nan renceh. tapi minangkabau tidak mendirikan negara sendiri, tapi memilih menggabungkan diri dengan NKRI. DEMI PERSATUAN INDONESIA

sila ke empat Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan perwakilan

di minangkabau bulat air karena pembuluh, bulat kata karena mufakat. orang minang tidak mengambil keputusan sendiri tapi musyawarah mufakat. di minang ada filosofi tiga tungku sejerangan. kalau hanya 1 atau 2 tungku, kuali bisa jatuh. ada ninik mamak, alim ulama, cadiak pandai. duduk sendiri bersempit2, duduk bersama berlapang-lapang, artinya orang minang suka mengutamakan musyawarah dan mufakat.

sila kelima Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia

orang minangkabau adil, anak dipangku kemenakan dibimbing. perempuan minangkabau tak perlu pergi jauh mencari makan karena ada ninik mamak. perempuan tak pernah di diskriminasi, karena perempuan ada harta tinggi. jika perempuan tidak punya suami atau yatim piatu ada harta tinggi.

orang minangkabau sangat pancasilais, di seluruh indonesia ada orang minangkabau, diterima disemua tempat. orang minang bahkan berbaur dimanana-mana. tidak ada kampung minang. bahkan di luar negri. dimana bumi dipijak, disitu langit dijunjung.

orang minangkabau tidak pemarah, orang minangkabau tidak pendendam, bagaimana pun hebat berdebatnya orang minang tapi hati mereka lembut dan baik. orang minang orang yang argumentatif. muhammad yamin dan hamka berdebat hebat tapi sebelum meninggal muhammad yamin mengatakan nanti kalau meninggal jenazah saya tolong dibawakan ke kampung oleh hamka. 3 bulan sebelum 17 agustus muhammad yahmin sudah menyuarakan pri kebangsaan, pri kemanusiaan, pri ketuhanan, pri kemasyarakatan dan kesejahteraan dan sosial embrio pemikiran pancasila berawal dari minangkabau, penyusun pancasila 9 orang, 3 orang adalah orang minangkabau. Saat Presiden Sukarno wafat, Buya Hamka mendapat wasiat dari Bung Karno untuk memimpin shalat jenazah tokoh yang pernah memenjarakannya itu. Hebatnya, Buya Hamka yang pernah disakiti Bung Karno itu berhati lembut.