Jangan Berlebihan, baik dalam menyikapi maupun Benci/Suka, Suka sekadarnya dan Benci sekedarnya saja

Banyak hal yang disikapi berlebihan akhir-akhir ini. Contohnya soal Habib Muhammad Rizieq bin Hussein Shihab, Lc., M.A., DPMSS. atau yang lebih akrab disapa Habib Rizieq atau HRS. Hal yang berlebihan didunia nyata bisa dilihat di tv-tv dan media online, tapi saya tidak akan membahas itu saya hanya membahas sikap berlebihan pada Habib Rizieq di media sosial, terutama grup Facebook.

Ada kebijakan facebook untuk memblok tokoh atau suatu materi/kata. Tapi untuk kasus tokoh Habib Rizieq ini saya kira terlalu berlebihan, tidak boleh memposting foto bahkan menulis namnya di media sosial facebook inc. Kalau orang awam berfikir memang apa kejahatan Habib Rizieq sampai harus di blok foto dan namanya? Berapa juta orang yang dibunuhnya? Kejahatan berat apa yang dilakukannya? Berapa bom yang diledakkannya? Tidak ada. Kasusnya hanya kasus biasa dan itupun sarat keanehan dibidang IT.

Beberapa waktu lalu saya mencoba memposting foto dan nama pembantai paling brutal didunia, korbannya jutaan nyawa manusia. Tidak ada satupun yang di blok facebook, Saya juga coba memposting para penjahat perang NAZI, sama semua bertahan. Lalu saya coba memposting nama dan foto tokoh kontroversial rasis, sama juga. Tidak terjadi apa-apa. Salam nazipun ada yang tidak diblok. Maka saya berkesimpulan pemblokiran foto dan nama Habib Rizieq terlalu berlebihan. over.

Saya tidak sendiri, banyak ahli IT nasional melihat ini gak bener. seperti pak Budi Rahardjo yang sejak 2019 berkata "saya bukan pendukung hrs, tapi yang semacam ini gak bener. gak boleh ada sensor2an semacam ini. kemana protesnya?". Ini benar sekali kemana protesnya. apa karena kebencian lalu membiarkan ketidak adilan? pakar hukum dan ham seharus bertindak, minimal bersuara, protes. Quran pun mengatakan berbuat adil pada siapapun, ya siapapun baik yang kita benci atau yang kita suka. Firman Allah SWT dalam Al-maidah ayat 8 "Hai orang-orang yang beriman hendaklah kamu jadi orang-orang yang selalu menegakkan (kebenaran) karena Allah, menjadi saksi dengan adil. Dan janganlah sekali-kali kebencianmu terhadap sesuatu kaum, mendorong kamu untuk berlaku tidak adil. Berlaku adillah, karena adil itu lebih dekat kepada takwa. Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.".

Harus ada yang protes hal berlebihan ini. Minta keterangan facebook(facebook indonesia) apa dasar melakukan itu. Kalau ada oknum/pejabat facebook yang melakukan tanpa prosedur, adili. Jika itu permintaan pemerintah, apa dasarnya. apa isi permintaan itu dan apa dasarnya. ahli hukum pasti tahulah. Kalau dasarnya tidak kuat/benar berarti bisa bawa ke pengadilan. Semua harus sesuai hukum dan adil. Tidak boleh ada kesewenang-wenangan termasuk pemerintah pada rakyatnya.

Tapi ada hal yang harus ingat dan diwaspadai bagi yang melakukan hal itu, seperti air, semakin dibendung akan semakin besar. Kita semua tau Habib Rizieq dan FPI dulu tak sepopuler sekarang. Tapi lihat sekarang se indonesia mengenalnya dan bahkan sampai ke luar negri.

Kembali ke judul bagi yang membenci sesuatu jangan terlalu berlebihan, karena bisa jadi sekarang yang kita benci tapi nanti akan kita sukai atau sebaliknya. Atau seperti kata Al-Quran "Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedangkan kamu tidak mengetahui." (Al-Baqarah: 216).

Kalau kebencian atau suka pada orang, hati-hati jangan membenci atau suka kalau kita tidak kenal. kalau hanya dengar dari kata orang atau baca di media apalagi yang tidak independen sangat besar kemungkinan kita akan salah. Kenali dulu, cari berbagai sumber dari semua pihak dan sudut pandang.kalau tak bisa ya jangan ikut-ikutan suka atau benci. jangan mau dimanfaatkan orang jahat.

Soal beda pendapat dibeberapa hal mungkin kita berbeda pendapat tapi bisa jadi di hal lain kita sependapat. tidak usah benci dan suka yang berlebihan. Tidak akan selamanya kita berbeda pendapat dan tidak juga selamanya kita akan selalu sependapat, termasuk dengan guru kita sendiri.

Sekian ngalor-ngidulnya, kalau ada yang salah mohon maaf