Dilema pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dan Lockdown
Pasti banyak yang kesal dengan orang yang masih madar dan melalar juga saat wabah ini, sedang pemerintah pusat dan daerah sudah berbusa-busa menyuruh dirumah saja. Sebenarnya ini dilema, kenapa pemerintah tidak bisa tegas memaksa masyarakat dirumah saja? jawabnya sederhana saja tidak perlu kamus dan para ahli menjelaskan ngalor-ngidul, Kasih makan maka kamu bisa memaksa mereka tetap dirumah. sangat sederhana tapi ini soal tanggung jawab. Ayam saja dikurung dikasih makan minum kan?
Jadilah ini setengah-setengah, pemerintah tidak bisa melarang tegas karena tidak memberikan jaminan dasar hidup, masyarakat tetap akan keluar karena butuh biaya hidup. Kita hanya bisa berdoa semoga dengan cara setengah-setengah ini hasilnya tidak juga setengah-setengah. ngimpi! kata omjin. Kalau rakyat dikerskan disuruh dirumah nanti kalau ditanya Emang lu mau nanggung hidup kami? gak bisa jawab juga kan.
Tapi pemerintah tidak punya uang menjamin hidup rakyat saat total lockdown, soal ini kita jadi bingung bertanya-tanya apakah indonesia ini benar kaya atau tidak sih. Dilihat dari pembangunan ibukota baru, program kartu prankerja, 11.000 triliun di luar negri dll kayaknya kita negara kaya, kaya banget. Tapi kalau dengar lagi berita negara tidak sanggup beli alat tes corona, tidak sanggup lockdown, apd kurang, tim medis jadi korban, rumah sakit kekurangan, impor cangkul, dll sepertinya kita miskin :( Entahlah semua sekarang serba ga jelas, seperti tidak jelasnya juga koordinasi pemerintah melawan wabah corona. Kata presiden A, kata mentri B. Belum lagi ralat dan tarik ulur. Semoga wabah cepat hilang aamiin.
Eh satu lagi kayaknya kita KAYA, terlebih RAKYATNYA. kita bersedekah pada PERTAMINA hahahahaha. bayangkan kayanya rakyat indonesia, bersedekah pada perusahaan sebesar pertamina. hahahahahah gokil
Jadi kita ambil saja kesimpulan negara kita gak kaya tapi rakyatnya kaya. kalau yg lain takut nanti di ravio patra kan kan repot.