Anak STM merebut panggung Demo #ReformasiDikorupsi di depan Gedung DPR/MPR

Soal anak STM/pelajar ikutan demo sebenarnya saya sudah tau waktu nonton siaran langsung oleh da iang (Ilham Syah,Ketua Umum KPBI) tanggal 24 September pukul 19.27 WIB. Besoknya baru viral semua timeline isinya anak STM, yang lucunya ada yang kasih backsound musik film avengers dan film crows zero. Saya nonton jadi ngakak tapi agak miris juga anak-anak ikutan menerjang barisan polisi anti huru-hara.

Sebenarnya ada hal unik dan lucu juga soal anak STM ini, eh tapi kok sebut anak STM ya, kok gak anak SMK. Sejak zaman saya tahun 2000an sudah disebut SMK rasanya. Mungkin yang ikut demo ini dominan anak cowoknya kali ya. :p . Kembali lagi ke keunikan anak STM. Ya seperti kita tau anak STM identik dengan tawuran. Dan biasanya tawurannya dengan STM lainnya. Pemicunya? hal sepele, ya kalau tidak saling ejek ya masalah cewe, kadang juga olahraga, senggolan, pemalakan dll.

Yang unik dan lucunya soal hubungan anak STM dan Polisi. Seperti kita tau anak STM tawuran kalau gak sama lawannya stm lain ya sama polisi. Kenapa polisi? ya karena polisi lah yang biasanya menengahi (hujan batu yang tak sampai ke lawan :p), Beda dengan mahasiswa anak STM labih kompak, berani(tepatnya nekat), brutal. oh iya dizaman saya Polisi biasanya gak akan menciduk anak STM yang provokator/anarkis ditengah kerumunannya. Karena mereka kompak, jadi bila ada temannya di diciduk Polisi maka yang lain akan mengerubunginya, makin lama makin ramai, minta kawannya dilepaskan. ada juga videonya beredar kan? Makanya biasanya polisi hanya menandai anak yg provokator atau anarkis lalu setelah terpisah dari teman-temannya baru diciduk.

Soal senjata jangan ditanya, kreatifnya keluar semua kalau untuk hal ini. Mulai senajata ringan seperti Kabel, Ikat pinggang sampai pisau, Parang dan pedang. Ngeri pokoknya. Apalagi anak mesin, anak otomotif.

Nah yang lebih lucunya, banyak anak STM masuk ke kepolisian hahahahaha. Jadi kebayang kan, waktu remaja menimpuk polisi, dah besar malah jadi polisi. Ini yang kadang membuat geli :D Teman saya selokal saja ada 3 orang jadi polisi. Kalau yang se angkatan mungkin lebih 10 orang. Sekarang kami masih kompak ketawa-ketiwi mengingat masa lalu. Betapa bodohnya kami dulu.

Sama juga dengan mahasiswa yang demo pemerintah/dpr, sekarang jadi pendemo nanti nyaleg malah jadi anggota DPR. Dulu mendemo sekarang malah didemo :D lihat kan beredar foto-foto anggota dewan yang dulunya pendemo tahun 98. Cuman ya itu aktivis ini kalau sudah masuk ke lingkaran pemerintahan kebanyakan hilang. Contoh sekarang saat KPK dikebiri mereka hilang, diam. Semoga yang demo sekarang jika jadi anggota dewan nanti tidak seperti mereka.

Jadi soal Anak STM vs Polisi saya hanya senyum-senyum saja, itu sudah biasa. Biasalah anak STM baru mau beranjak dewasa. Berfikir belum jauh ke depan, pertimbangan masih kurang, darah mudah masih mendidih. Buat polisi pun ini biasa, sebagian mereka melewati masa itu.

Cuman kalau melihat video mahasiswa di medan yang dihajar polisi, dan dari semua polisi disana gak ada satupun yang menghalangi miris juga ini sudah seperti niat membunuh. Biasanya dalam 10 polisi adalah agak 3-4 orang yang emosi menghajar pendemo, tapi ya pukulan dan tendangan yang tak membahayakan nyawa. Kalau korban sampai patah tulang, retak tengkorak, ini sudah kelewatan. Harus diproses hukum. Oh pendemo anarkis lalu saya anarkis juga sama mereka, gak gitu juga kan. Polisi dilengkapi perlindungan, senjata. Kita tau polisi juga manusia ada batas sabarnya. Tapi jangan berlebihan.

Untuk anak STM ada yang mendalangi, ada yang menunggangi, saya bosan dengar kata-kata "menunggangi" ini, udah kayak orang sok tau dan faham saja. Data tidak ada hanya berdasar kayaknya kayaknya. Ya kalau Revisi UU KPK dibuat kayak gitu ya anak SD saja tau ini gak benar. Mengkebiri KPK, melemahkan KPK. Belum lagi hasrat tawuran yang biasanya dengan sekolah lain sekarang dengan polisi. Momen terlihat keren, mencari perhatian, dll.

Ikut berduka atas korban baik pendemo maupun polisi yang luka berat, ringan maupun meninggal. Anak STM bengkak, lecet, luka itu biasa tapi kalau sampai patah, retak, luka berat dan meninggal itu dah kelewatan. Harus diproses hukum pelakunya.