Daftar Sekolah Sekolah Bertaraf Internasional di Sumatera Barat
Sekolah Bertaraf Internasional (SBI). Di kantor Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Propinsi Sumatra Barat tercatat sejumlah sekolah binaan ,SBI dari berbagai tingkat, yaitu:
- SMP 6 buah sekolah di tambah dengan
- SMP SSN sebanyak 34 buah,
- tingkat SMA SBI, 6 buah sekolah,
- dan tingkat SMK ada 10 buah.
Daftar SMA RSBI Sumbar
- SMAN 10 Padang
- SMAN 1 Padang
- SMAN 1 Padang Panjang
- SMAN 1 Bukittingi
- SMAN 1 Lubuk Sikaping
- SMAN 1 Payakumbuh
PADANG: Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohammad Nuh menyatakan Rintisan Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) perlu dibenahi dan bukan dibubar.
"RSBI merupakan upaya menuju SBI yang diamanatkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) 2003. Maka perlu dievaluasi yang menjadi keluhan di masyarakat," katanya di Padang, Rabu (28/7).
Mendiknas melakukan kunjungan kerja ke Sumatera Barat selama dua hari (Selasa-Rabu), dengan agenda meresmikan dua SDN yang hancur diguncang gempa 30 September 2009 dan kembali dibangun asal dana donatur.
Selain itu, menggelar pertemuan dengan unsur pendidikan se-Sumatra Barat, serta melihat rumah mahasiswa penerima beasiswa di Padang.
SBI sudah menjadi tuntutan UU yang setiap Pemerintah Daerah, setidaknya ada satu SBI dengan rentang waktu yang dimulai 2006.
Justru itu, kata Mendiknas, untuk memenuhi amanat UU pemerintah daerah memulai dengan RSBI dengan tenggat waktu empat sampai lima tahun.
Kendati demikian, apakah bagi yang belum ada atau belum berjalan dengan semestinya dibiarkan begitu saja?, tentu tidak, makanya harus dirintis sehingga satu saat menjadi SBI.
Oleh karenanya, Kemendiknas sudah memprogram evaluasi secara menyeluruh RSBI yang ada di Indonesia, dimana kelemahan akan dibenahi. Jika, berkaitan dengan pembiayaan yang dinilai menjadi kekhawatiran penyimpangan, hal itu yang harus dievaluasi dan dirubah.
Terkait, amanat UU harus dijalankan sehingga ke depan sesuai dengan semestinya dan bukan harus dihentikan/dibubarkan.
"Makanya mulai Juli 2010 Kemendiknas sudah mulai melakukan evaluasi secara menyeluruh sehingga ditargetkan Agustus mendatang sudah keluar kebijakan baru tentang RSBI," katanya.
Kesempatan itu, Mendiknas juga menyampaikan, ruang lingkup Kemendiknas cukup luar biasa banyak sehingga mau tidak mau harus meriform sistem pendidikan nasional.
Oleh karena itu, tambah Nuh, harus bisa dimaklumi sehingga ke depan dalam perjalanan reformasi birokrasi sesuai harapan, dan jangan ditambah lagi persoalannya ada.
Menyinggung anggaran pendidikan nasional, Mendiknas menyampaikan, pada 2010 sebesar Rp225 triliun, dari jumlah tersebut senilai Rp141 triliun habis untuk tunjangan guru dan dosen.
Sedangkan sampai 2014, tambahnya, simulasi anggaran pendidikan nasional sebesar Rp330 triliun, dengan alokasi gaji guru dan dosen mencapai Rp243 triliun.
Namun, sisanya masih tetap sekitar Rp70 triliun - Rp80 triliun untuk sarana pendidikan dan peningkatan mutunya.
Jadi, kata Mendiknas, meski naik anggaran pendidikan tetapi yang tersisa tetap tidak jauh berbeda dengan kondisi sekarang. Sementara masyarakat di tanah air ini menunggu kontribusi besar dari yang sudah mendapatkan komposisi lebih banyak.
Justru itu, reformasi pendidikan nasional dimulai dengan dimulai dengan pendataan organisasi dan tata laksana.
Selain itu, perlu reformasi penguatan SDM dan budaya kerja, serta pemanfaatan teknologi. Berikutnya, pemulihan Penilai Tahap Kecakapan (PTK) yang bekaitan dengan profesionalisme (kualifikasi, sertifikasi, kompetensi dan karir).
Mendiknas menyebutkan, berikutnya dilakukan upaya pemenuhan sarana dan prasarana, serta diperlukan reformasi sistem pembelajaran (isi, metodologi dan evaluasi) sehingga tujuannya tercipta pendidikan berkualitas, merata dan terjangkau. (Ant/OL-3)
SMA SBI Urung Beroperasi Tahun Ini
Ilham Safutra - Padang Ekspres
Sekolah Bertaraf Internasional (SBI) untuk tingkat SMA yang dibangun di kawasan Sukarami, Kabupaten Solok hingga kini belum bisa difungsikan sebagai lembaga pendidikan. Padahal pernah ditargetkan untuk tahun ajaran 2010/2011 sekolah itu akan memulai penerimaan siswa perdananya.
Pantauan media ini ke sekolah yang terletak di pinggir jalan lingkar Arosuka, yang belum selesai itu, terlihat besi baja ringan yang patah akibat gempa 30 September. Rerumputan yang tumbuh di pinggir bangunan pun telah menjulang tinggi. Bekas-bekas kotoran kambing dan kerbau pun berserakkan. Ruangannya belum ada yang berisi. Retak-retak yang terdapat di bagian dinding akibat gempa lalu masih ada yang menganga.
Perkarangan sekolah pun masih berlantaikan tanah. Tiang bendera merah putih pun tiada. Tak seorang yang dapat ditemukan di kawasan itu. Hanya suara teriakan kambing dan kerbau dari kejauahan yang terdengar.
Sekolah itu beberapa bulan lalu telah ditinjau oleh salah satu komisi DPRD Sumbar. Di hadapan para wakil rakyat tingkat Sumbar itu, para pejabat terkait berjanji akan bisa memastikan tahun ini akan dilakukan penerimaan siswa perdana. Namun, kini kondisinya jauh pagang dari api.
Bangunan sekolah SBI ini merupakan salah satu dari beberapa SBI yang dibangun serentak di kabupaten/kota lainnya Sumbar. Menurut rencana sekolah itu nantinya dilengkapi dengan asrama, perpustakaan, lapangan olahgara, sejumlah laboratorium dan fasilitas lainnya.
Sekretaris Daerah Kabupaten Solok Asrizal mengatakan, terudurnya penerimaan perdana sekolah itu, karena SBI tersebut masih dalam tahap pembangunan pascagempa bumi 30 September. Saat gempa itu banyak bagian bangunan yang rusak dan harus diperbaiki. Akhirnya hingga kini bangunan sekolah itu masih belum menerima siswa. Kemungkinan pasti akan beroperasinya SBI itu pada tahun ajaran 2011/2012.
Disebutkannya, pembangunan SBI itu sangat bergantung sekali dengan dana APBD Provinsi dan APBN. Pemkab Solok tidak ada memiliki dana pembangunan sekolah itu, karena proyek itu berada di tingkat provinsi. "Kita hanya menjalankan saja proses pembangunan. Tidak dapat pula dipaksakan percepatan pembangunannya," tandas mantan Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Solok itu. (*)